Saya dengar, nama aslinya sebenarnya Osama. Tapi, saya dan orang tua saya selalu menyapanya dengan sebutan "Pak Haji" saja setiap kali kami bertemu dengan dia.
Tidak tahu kenapa, tapi dalam bayangan di otak saya, dia selalu memakai pakaian putih seperti pakaian orang-orang seagamanya yang mengerti ajaran agama mereka dengan cukup dalam. Mungkin pada kenyataannya, dia tidaklah selalu memakai baju putih. Tapi kalau topi putih Haji-nya, saya yakin itu bukanlah hanya sesuatu yang ada di benak saya saja. Topi itu memang selalu dia pakai di kepalanya - topi yang "memisahkannya" dari orang-orang disekitarnya.
Orangnya sudah agak tua. Sopan, berwibawa dan selalu tersenyum ramah setiap kali ia mampir ke toko orang tua saya.
Dia datang hampir setiap hari, sekitar pukul 4 - 4.30 sore. Datang membawa uang Rp 100.000,- untuk ditukarkan dengan 100 lembar uang ribuan. Untuk kembalian yang belanja. Dia berjualan ayam goreng di tanda kaki lima di seberang jalan.
Saya tidak akan lupa senyumnya... garis-garis di wajahnya, dan kerutan-kerutan di sekitar kelopak matanya ketika ia tersenyum...
Saya tahu, dia adalah seorang Haji... Saya tahu apa artinya itu! Dan saya juga tahu apa artinya itu bagi kehidupan masa depannya jika ia tidak merubah pandangannya tentang Yesus selama ia masih bisa!
Saya tahu...
Dan oleh karena itulah, saya tidak mau 'meninggalkan' dia, dan banyak lagi 'teman-teman' saya yang lain di kota kelahiran saya sana, begitu saja..
Bagi saya, mereka bukanlah hanya sekedar angka-angka saja... Mereka bukanlah hanya "sebagian" atau "beberapa orang" dari sekian banyak juta orang di negara itu yang merupakan pemeluk agama terbanyak di sana!
Mereka adalah orang-orang yang saya kenal... Mereka memiliki kepribadian... senyuman... kesedihan...
Mereka berbicara... Mereka hidup... Mereka bernama...
Namanya, Pak Haji Osama...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment